Sering mendengar new year new me? Hal yang terbenak di pikiran kamu pasti adalah sebuah resolusi baru. Sekarang ini sudah akhir bulan Januari, bagaimana dengan resolusi tahun baru kamu, Kleive? Apakah masih berjalan atau sudah mulai lupa dengan resolusi mu?
Tahun baru identik dengan perubahan, resolusi, dan momen untuk instropeksi diri. Resolusi-resolusi sudah dibuat di awal tahun bahkan di akhir tahun sebelumnya, dan tibalah waktunya untuk bertransformasi sesuai resolusi. Namun seiring berjalannya waktu, apakah resolusi tersebut sudah diterapkan ataukah sekarang sudah lupa dengan resolusi yang Kleive buat kemarin. Kali ini, aku mendapatkan kesempatan mewawancarai Psikolog Muda bernama Shabrina Fitriandari, M.PSI Psikolog mengenai resolusi transformasi. Lulusan Magister Psikologi Klinis dari Atma Jaya tahun 2018 yang akrab dipanggil Shaby ini, mengaku tertarik dengan dunia psikologi karena setiap orang itu unik, sehingga mendalami ilmu mengenai manusia dan dinamikanya menjadi sangat menyenangkan.
Pembahasan kali ini, aku ingin membahas mengenai proses transformasi seseorang. Dikarenakan adanya momentum yang baru, seperti tahun baru, resolusi baru, cara menerapkan resolusi hingga tips untuk move on dari masa lalu lho. Sepertinya banyak Kleive yang belum bisa move on nih kayaknya. Penasaran? Baca blog ini sampai habis ya..
Ketika aku bertanya kepada Shabby mengenai arti dari mengapa tahun baru selalu identik dengan sebuah resolusi transformasi. Ia mengakui bahwa memang tahun baru selalu identik dengan awal yang baru, awal yang bersih dimana kita harus menorehkan sebuah cerita di dalamnya dan sebisa mungkin melupakan masa lalu. Pada akhir tahun, seseorang akan mulai kembali mengingat progres, perubahan, pencapaian, dan pengalaman yang dia hadapi selama tahun tersebut. Tahun baru adalah waktu yang tepat untuk melihat perubahan apa yang kita inginkan di tahun berikutnya. Hal ini memicu seseorang dalam memandang bahwa untuk menjalani tahun yang baru harus ada perubahan, apa yang bisa dirubah menjadi lebih baik, apa yang mau dikerjakan dalam tahun yang baru ini. Inilah yang dinamakan dengan sebuah resolusi.
Klei & Clay (K&C): Apa sih resolusi itu?
Shabrina Fitriandari (S): Resolusi adalah sebuah tuntutan untuk perubahan. Resolusi layaknya janji pada diri kita sendiri untuk membuat diri kita, hidup kita menjadi lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. Resolusi merupakan sebuah hal yang baik. Faktanya setiap orang akan membuat resolusi baik untuk tahun baru, hari baru, bulan baru, umur baru, status baru (buat Kleive yang sudah nggak single lagi atau buat Kleive yang sekarang sudah menikah), dan juga fase baru (buat Kleive yang sekarang naik kelas atau masuk kuliah). Walaupun nantinya resolusi itu tidak dijalankan atau tidak diterapkan, tetapi adanya resolusi membuat seseorang memiliki harapan dan kepercayaan bahwa dia dapat berubah menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Resolusi ini dapat memunculkan harapan dan optimisme untuk menjalani tahun yang baru.
K&C: Kenapa resolusi biasanya hanya bertahan sebentar?
S: Pada awal masa perubahan, seseorang akan merasa semangat dan antusias untuk melakukan perubahan. Sayangnya, perubahan itu tidak dapat dilakukan dalam sekejap. Perubahan itu tidak dapat dirasakan hasilnya dalam waktu seminggu, dua minggu, atau bahkan sebulan. Perubahan itu adalah sebuah proses yang berkelanjutan hingga menjadi sebuah kebiasaan yang baru. Adanya pemikiran “Kok kayaknya udah mau bulan Februari masih gini-gini aja”, “Kok kayaknya belum sempet melakukan apa yang harus gue lakukan”, “Ah kayaknya resolusi gue gagal”, “Ah kayaknya tahun ini sama aja kayak tahun kemarin” membuat kita akhirnya menjadi tidak bersemangat dan melupakan resolusi itu sendiri. Berjalannya waktu, dengan adanya kesibukan atau nanti menemukan kesulitan, masalah di tengah jalan kita mulai lupa akan resolusi kita.
K&C: Jadi, bagaimana ya agar kita dan juga Kleive bisa konsisten dengan resolusi kita?
S: Resolusi itu bisa menjadi konsisten apabila kita juga memiliki rencana untuk mencapai perubahan yang kita inginkan tersebut, sehingga bukan hanya sekedar angan-angan atau impian semata. Disini siapa yang punya resolusi untuk menjadi lebih sehat atau ingin rajin berolahraga? Yup, itu salah satu resolusi seseorang dan itu adalah tujuan besarnya. Resolusi itu dibuat untuk dinilai selama satu tahun, sehingga kita baru bisa mengevaluasi resolusi tersebut tercapai atau tidaknya pada akhir tahun bukan pada akhir bulan atau bahkan akhir minggu.
K&C: Rencananya seperti apa ya?
S: Bisa aku ambil contoh dengan resolusi ingin menjadi lebih sehat atau harus rajin olahraga. Rencana yang dapat dilakukan, antara lain:
- Mulai rajin bangun pagi dan menggerakan badan setiap bangun (5 menit aja)
- Rajin minum air putih
- Rajin memakan buah dan mengurangi snack atau micin
- Install aplikasi untuk olahraga atau mulai daftar ke tempat fitness.
- Mulai jalan kaki untuk cari makan daripada memesan makanan via online.
Perlu diingat bahwa semua yang kita lakukan, walaupun itu hal-hal kecil sekalipun dapat berpengaruh dalam kesuksesan resolusi tersebut. Perubahan itu selalu dimulai dari hal kecil dan dari diri kita sendiri.
Apabila menemukan masalah atau lupa ditengah jalan, misalnya Kleive belum bisa menerapkan jalan kaki untuk cari makan karena kesibukan sehari-hari. Itu bukan berarti kamu gagal dan resolusimu tidak tercapai. Ingatlah masih dapat dilakukan di kesempatan berikutnya. Jangan lupa Kleive diberikan tenggat waktu yah, misalnya bulan ini kamu harus jalan kaki. Bulan depan kamu harus mencoba untuk lari pagi. Bulan depannya lagi kamu mencoba untuk fitness minimal 4 kali pertemuan. Sehingga rencana ini akan menjadi sebuah kebiasaan yang harus ada didalam hidup kamu.
Setelah itu evaluasi setiap bulannya, kira-kira apa ya yang menjadi kendala kok kita belum melakukan apapun yg menjadi resolusi kita dan apa yang kita mau lakukan di bulan berikutnya ya? Inilah yang dinamakan sebuah proses. Kita mau menjalani prosesnya aja itu sudah nilai yang baik untuk kita karena itu berarti kita tidak hanya bermimpi, namun kita juga bergerak untuk mencapainya. Akan tetapi, jangan menuntut bahwa resolusi harus berhasil di awal, ingat loh ini resolusi untuk tahun baru, Kleive.
“January 1st is just a day in the calendar. You can reset your calendar every day for a fresh start. Go back to the beginning and revisit that first question to remind yourself of the rewards of making the change,” utip Dr. Campos
K&C: Bagaimana kalau masih terjebak dengan masa lalu?
S: Kleive, masa lalu adalah masa yang sudah lewat. Tidak harus tahun lalu, masa SMA, atau masa kuliah, bahkan hari kemarin juga termasuk masa lalu. Masa lalu ada yang indah dan ada juga yang memberikan kita pelajaran. Adanya pengalaman di masa lalu itulah yang membuat kita dapat belajar di masa depan. Ada baiknya bahwa kita menorehkan cerita dan pengalaman baru di masa yang akan datang dan jangan sampai masa lalu Kleive menahan diri untuk maju.
BACA JUGA: Cantik Dalam Keberagaman
K&C: Lalu, langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk move on dari masa lalu?
S: Jangan lupa untuk memaafkan, baik memaafkan diri kita ataupun memaafkan orang lain. Memaafkan memang bukanlah hal yang mudah, namun ketika kamu sudah berusaha untuk memberikan maaf kepada dirimu ataupun orang lain. Ingatlah kamu akan lebih ikhlas dan bahagia dalam menjalani hari-hari di masa depan, karena tidak ada hal-hal yang membebani kamu lagi.
Sebagai contoh Kleive tahun lalu terlalu sibuk sehingga lupa untuk merawat diri yang akhirnya membuat Kleive menjadi malu dengan penampilannya. Pertama-tama Kleive harus meminta maaf terhadap diri sendiri. Meminta maaf bahwa kita tidak berusaha meluangkan waktu untuk merawat diri sendiri di masa lalu dan mulailah untuk meluangkan waktu untuk merawat diri sendiri sejak hari ini.
Tentunya proses memaafkan butuh waktu dan kita harus ingat bahwa hal tersebut adalah normal. Waktu yang dibutuhkan juga berbeda-beda dari orang ke orang dan itu tidak apa-apa, Kleive. Ambillah berapapun waktu yang kamu butuhkan untuk memaafkan dirimu atau orang-orang disekelilingmu.
Kleive, sekarang adalah tahun yang baru, mulailah untuk menorehkan sebuah cerita yang menarik dalam buku perjalananmu. Buku itulah yang akan menjadi kenangan bagimu di masa depan. Berilah judul Kebahagiaan dalam setiap cerita yang menyenangkan dan berilah judul Pelajaran dalam setiap cerita yang kurang menyenangkan. Ingatlah di setiap kebahagiaan selalu ada pelajaran, dan di akhir pelajaran akan ada sebuah kebahagiaan.
Aku ada sedikit mantra untuk kalian, mulai dari sekarang kalian bisa menyebutkan mantra tersebut di depan kaca: “I am beautiful, I am happy, I matter.”
much love,
Klei & Clay
Editor: Divanda Gitadesiani
*Photo by Jared Rice on Unsplash
Dapatkan 1x konsultasi gratis dengan menyertakan kode: RESOLUSI KLEIVE sebagai subject e-mail ke sfitriandari@gmail.com