Takut menggunakan facial oil karena kulitnya cenderung berminyak dan mudah berjerawat banyak ditemui saat ini. Padahal, dari literatur yang sudah dipelajari mahasiswa biologi dan pemilik akun @skinchemically ini, banyak sekali essential oil seperti tea tree oil yang justru bisa membantu kondisi wajah kita agar menjadi lebih baik. Stefan sangat menegaskan agar kita tidak mudah terpengaruhi oleh apa yang influencer atau teman kita katakan, karena dalam hal perawatan wajah, kitalah yang paling tahu kebutuhannya.

Oleh: Ratu Vashti Annisa

Kleive, di artikel bagian pertama kita sudah mengenal Stefan lebih dekat, mulai dari awal mulanya tertarik dengan produk perawatan wajah sampai opininya tentang produk ramah lingkungan. Di bagian kedua ini, kita akan mengulik Stefan lebih dalam lagi tentang facial oil dan mitos-mitos yang beredar seputarnya. Yuk kita simak hasil wawancara Klei & Clay dengan Stefan:

Klei & Clay (K&C): Apa keuntungan menggunakan facial oil?

Stefan (S): Aku bisa memastikan dari beberapa literatur yang mengatakan bahwa beberapa essential oil seperti tea tree oil, lemon oil, lavender oil, semua memiliki efek yang baik, salah satunya mereka punya kandungan antioxidant yang cukup tinggi dan kandungan tersebut sangat baik untuk menangkal radikal bebas. Selain itu, tea tree dan lavender oil yang punya properti anti inflamasi bisa melawan bakteri penyebab jerawat. Jadi, essential oil bisa bermanfaat untuk kulit selama formulasinya tepat dan cara ekstraksinya benar. Mengapa? Karena pada umumnya, ekstraksi secara hot pressed  itu bisa merubah khasiat bahan kimia yang terdapat di dalam oil tersebut dan salah satu akibatnya bisa menyebabkan iritasi pada kulit. Intinya, selama metode ekstraksinya benar dan digunakan dalam dosis yang tepat, essential oil akan sangat bermanfaat.

K&C: Apa benar orang-orang yang memiliki kulit berminyak dan mudah berjerawat tidak disarankan untuk menggunakan face oil?

S: Nah, ini salah satu isu yang cukup banyak beredar. Secara general, Essential oil sifatnya seperti dry oil jadi begitu diaplikasikan ke wajah bisa langsung terserap oleh kulit, selama ini adalah essential oil yang murni. Untuk mayoritas orang yang memiliki kulit berminyak dan mudah berjerawat, sejujurnya kamu tidak harus takut menggunakan essential oil karena ada essential oil yang terbukti bisa mengatasi jerawat karena sifatnya yang anti inflamasi dan juga bisa membunuh bakteri penyebab jerawat contohnya tea tree oil yang sering digunakan produk-produk perawatan anti jerawat seperti cleansing water atau spot treatment. Jadi, selama kamu cocok, apapun kondisi kulitmu, jika essential oil tersebut memiliki formula dan bahan-bahan yang tepat, pasti akan bermanfaat pada kulitmu.

K&C: Kulitmu termasuk berminyak dan mudah berjerawat, apa essential oils juga sudah membantu kondisi kulitmu?

S: Jujur, aku belum terlalu sadar dengan essential oil, tapi aku menemukan dalam beberapa produk, terutama dalam tea tree yang kadarnya tidak terlalu banyak bisa membantu memperbaiki kulitku dengan baik. Untuk kulitku, essential oil bisa membantu jika sudah diformulasikan dengan bahan-bahan lain dan dalam kadar yang tidak terlalu tinggi. Oleh karenanya, aku tidak kontra dengan essential oil.

K&C: Bagaimana pendapatmu tentang persepsi bahwa kandungan alergen pada essential oil dapat mengiritasi kulit?

S: Ini fenomena menarik karena aku juga baru mengamati mengapa tahun 2018 ini kebanyakan orang sangat anti essential oil padahal tahun-tahun sebelumnya sudah sering banget digunakan dalam produk skincare dan tidak ada yang menentangnya. Banyak orang yang takut dengan essential oil padahal sudah terbukti kalau kulit mereka tidak memiliki reaksi negatif terhadapnya. Seperti halnya semua bahan di dunia ini, pasti ada orang yang cocok dan tidak cocok dengan bahan tersebut. Ada yang harus menjauh karena terkena reaksi yang mengerikan dari essential oil, tapi pada umumnya banyak essential oil yang diformulasikan agar tepat penggunaanya ke kulit wajah.

Sebenarnya banyak beauty gurus yang mengatakan kalau essential oils bisa saja mengiritasi kulit. Namun, mungkin banyak yang berasumsi kalau mereka mengatakan bahwa essential oils sudah pasti pasti mengiritasi kulit, padahal yang mereka katakan mungkin saja mengiritasi. Harus diingat kalau masalah perawatan wajah itu cocok-cocokan.

Intinya, menurutku karena beberapa opini dan persepsi konsumen yang salah, essential oil jadi punya reputasi baru yang jelek. Ya walaupun ketakutannya ada alasannya, karena essential oil kan juga ada properti kimia didalamnya. Jadi bisa aja ada bahan yang menyebabkan alergi atau reaksi. Tapi lagi-lagi ini nggak berlaku untuk semuanya karena nggak ada satu bahan pun didunia ini yang bisa bikin semua orang alergi bersamaan. Jadi, kalau tidak mengiritasi kulitmu, jangan takut untuk digunakan. Nggak usah ikut-ikut opini orang karena nggak semua akan memiliki reaksi yang sama.  

K&C: Bagaimana sih cara menggunakan essential oil yang benar?

S: Kalau aku sih paling suka untuk aromatherapy karena sudah pasti tidak akan mengiritasi kulit, baunya enak lagi. Tapi kalau mau dipakai untuk kulit, menurutku jangan langsung beli pure essential oil lalu digunakan di wajah. Essential oil yang murni memiliki kemungkinan besar untuk menyebabkan iritasi atau chemical burning atau bahkan poisoning. Jadi, pilih essential oil yang sudah diformulasikan oleh orang yang berkompeten di bidangnya. Beli lah dalam bentuk kosmetik/skincare yang siap digunakan, dengan begitu resikonya lebih kecil. Percayalah sama orang yang mahir di bidang skincare untuk meracik essential oil untuk kulitmu.

K&C: Apa skincare routine-mu?

S: Skincare routine aku di pagi atau malam hari intinya sama aja. Kalau pagi, aku pertama bersihkan wajah pake cleansing water yang mengandung essential oil, lalu aku pake hydrating cleanser lalu aku tepuk-tepuk halus di kulitku. Nah, dengan kondisi kulit yang masih lembab, aku lanjut menggunakan toner dan essence. Setelah produk-produk tersebut sudah agak meresap, aku pakai krim mata, dilanjutkan dengan moisturizer lalu sunscreen. Kalau malam sebenarnya sama saja, cuma beda moisturizer-nya dan aku tidak pakai sunscreen. Pada malam di hari tertentu, aku melakukan exfoliant, tapi nggak setiap hari karena bisa terjadi iritasi. Bagiku, rutinitas ini sudah paling cocok dan membuat kulitku tidak terlalu berjerawat.  

K&C: Boleh share skincare guru mu siapa?

S: Yang bener-bener aku tiru itu Liah Yoo karena aku sangat terpengaruh dengan cara pendekatannya dengan skincare. Walaupun aku nggak terlalu mengikuti minimalist skincare routine-nya dia. Sebenarnya, aku lebih tertarik dengan bagaimana produk perawatan wajah tersebut berfungsi dan bagaimana caranya bekerja. Selain itu, aku juga suka banget sama sama Michelle Wong (@labmuffinbeautyscience) dan Stephen Alain Ko (@kindofstephen). Jadi, tiga orang ini lah skincare guru aku.

K&C: Apa tanggapanmu tentang Klei & Clay?

S: Klei & Clay adalah brand pertama yang aku lihat dari video skincare 101 mbak Affi Assegaf. Video tersebut sangat menggelitik pikiran karena dari dulu kalau mendengar skincare lokal banyak yang menggunakan embel-embel karya ‘anak bangsa’ sehingga membuat kita merasa harus membeli produk tersebut agar lebih nasionalis. Tapi menurutku, kalau sebuah produk melakukan hal itu, seolah-olah produk tersebut menebus kekurangannya dengan menjual rasa nasionalisme tersebut. Ya, pilihan sih, tapi kalau produk tersebut formulasinya emang kurang dan hanya mengandalkan orang membeli karena embel-embel produk lokal ya tetap saja produk yang jelekkan? Nah, Klei & Clay ini nggak ngejual nasionalisme, dan sebagai orang luar, aku memperhatikan bahwa yang dijual itu bener-bener berkualitas dari hasil produk skincare tersebut. Hal ini membuat aku merasa kalau industri skincare Indonesia sudah maju karena sudah tidak lagi menjual rasa nasionalisme.

Satu lagi, sebagai salah satu follower Instagram Klei & Clay, aku juga senang dengan brand ini karena tidak hanya fokus pada skincare dan kesehatan kulit. Ada banyak isu yang dibawa Klei & Clay seperti kesehatan mental, kesetaraan gender, feminisme dan menurutku itu hal-hal yang harusnya sering dibawa oleh brand-brand lain. Apalagi dengan followers yang banyak bisa membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu tertentu, dan dibanding dengan skincare brand yang aku ikuti, aku merasa kalau Klei & Clay ini sudah melakukan hal tersebut dengan baik dan aku sangat mengapresiasi hal tersebut.

Intinya, aku merasa kalau Klei & Clay tidak perlu pake embel-embel ‘anak bangsa’ agar produknya dibeli karena sudah terbukti bagus barangnya. Selain itu, dengan pengikut yang dia punya, mereka menggunakannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu tertentu yang harusnya kita lebih tahu mendalam.

Aku senang dengan Klei & Clay dan aku berharap mereka terus melakukan apa yang sekarang mereka sudah lakukan karena bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat. Semoga kedepannya lebih banyak brand lain yang mengikuti hal ini agar perubahan positif tersebut bisa terjadi terlebih lagi aku juga berharap perubahan tersebut bisa datang dari komunitas ini.

K&C: Ada tips yang ingin kamu berikan untuk Kleive (Klei & Clay’s followers)?

S: Ada dua tips yang ingin aku berikan. Pertama, jangan pake harsh cleanser yang bikin kulitmu terlalu kencang. Banyak yang bilang ini tandanya kulitmu sangat bersih–ya memang sih kulitmu sangat bersih. Tapi untuk kesehatan jangka panjang kulit itu sangat tidak dianjurkan, karena over cleansing bisa menghilangkan minyak-minyak (sebum) yang sebenarnya sehat untuk kulitmu. Jadi, pilihlah sabun wajah yang lembut. Yang kedua, sunscreen itu wajib digunakan ya, walaupun cuacanya mendung atau hujan!

Wah, banyak sekali ilmu yang bisa kita pelajari dari Stefan ya, Kleive! Jadi kamu tidak perlu khawatir ya akan isu-isu tentang essential oil yang beredar, yang penting kamu harus tau mana yang terbaik untuk kulitmu. Untuk Influencer Talk selanjutnya, menurut kalian, siapa yang harus kita wawancarai selanjutnya?
O