Sustainable Beauty – Akhir-akhir ini, permasalahan lingkungan kembali menjadi trending topic, mengingat bahwa kasus pencemaran lingkungan oleh limbah plastik masih terus bertambah.

Mengingat bahwa industri kecantikan tengah naik daun dan bermunculan berbagai brand baru ke pasar, tidak heran jika industri kecantikan menjadi salah satu penyumbang limbah plastik terbesar. Hal ini sesuai dengan laporan Cosmetic Packaging Market – Growth, Trends and Forecasts (2020-2025) yang menyebut hampir 50 persen kemasan produk make up terbuat dari plastik.

Banyak kemasan make up atau skincare dibuat dari material yang sulit terurai, belum lagi banyak yang sering gonta ganti produk tanpa sampai habis penggunaannya karena faktor bosan sehingga dibuang begitu saja. Hal ini didukung oleh laporan Minderoo Foundation yang mengatakan bahwa industri kecantikan global memproduksi lebih dari 120 miliar unit kemasan setiap tahun, yang sebagian besar tidak dapat didaur ulang. Oleh karena masalah inilah, banyak brand kecantikan beralih ke sustainable beauty. 

BACA JUGA: Tips Menjadi Beautypreneur Ala Divanda Gitadesiani, Founder Klei & Clay

Sustainable beauty atau yang dikenal dengan nama kecantikan berkelanjutan merupakan sebuah tren kecantikan yang menganut konsep ramah lingkungan. Tren kecantikan ini memiliki tiga nilai pokok yaitu ramah di kulit, ramah lingkungan, dan ramah sosial.

Sesuai dengan namanya yang menganut prinsip berkelanjutan, produk-produk sustainable beauty haruslah terbuat dari bahan-bahan alami yang tidak membahayakan pengguna maupun lingkungan dan dikemas dengan kemasan minim sampah. 

Sustainable beauty dapat dilakukan baik dari sisi konsumen maupun dari sisi produsen. Produsen dapat menerapkan Extended Producer Responsibility (EPR) dalam proses produksi mereka. Dilansir dari Waste4Change, EPR adalah mekanisme atau kebijakan dimana produsen diminta untuk bertanggung jawab terhadap produk yang mereka buat atau jual, termasuk kemasan saat produk atau material tersebut menjadi sampah.

Produsen membantu menanggung biaya untuk mengumpulkan, memindahkan, mendaur ulang, dan membuang produk atau material di penghujung siklus hidup barang tersebut. Skema EPR ini tak hanya dapat meminimalisir dampak lingkungan saja, tapi juga menekan biaya yang berkaitan dengan siklus hidup suatu produk, jauh setelah produk tersebut keluar dari pabrik dan digunakan oleh konsumen.

Setelah mengetahui dari sisi produsen, selanjutnya adalah membahas dari sisi konsumen. Sebagai beauty enthusiast, ada lima cara yang dapat kamu lakukan di rumah untuk mendukung sustainable beauty, yaitu:

Cara Pertama Sustainable Beauty, Hindari produk sekali pakai

Produk sekali pakai adalah musuh besar lingkungan karena sifatnya yang sulit terurai.Oleh karena itu, penggunaan produk kecantikan yang bersifat sekali pakai seperti kapas untuk menghapus make up sebaiknya dihentikan. Sebagai gantinya, kamu dapat menggunakan eco pad yang dapat digunakan berulang kali.

Kedua, Pakai sampai habis

Mengingat bahwa industri kecantikan tengah populer, tidak heran jika banyak produk baru bermunculan di pasar. Kebanyakan orang cenderung senang bergonta ganti mencoba berbagai macam produk tanpa menghabiskannya dan membuang kemasannya begitu saja. Kebiasaan ini tentu tidak baik, selain boros juga berpengaruh buruk pada lingkungan. Kemasan-kemasan yang dibuang begitu saja banyak yang menumpuk menjadi sampah yang sulit terurai. Oleh karena itu, yuk belajar pakai produk kecantikan dengan bijak.

Ketiga, Bijak membuang sampah skincare atau make up

Banyak dari kita yang cenderung membuang botol kosong atau wadah bekas skincare/make up begitu saja tanpa dipilah. Sampah-sampah ini hanya akan menumpuk dan menambah jumlah limbah. Sebagai gantinya, setelah kamu memastikan produk yang akan dibuang sudah benar-benar habis, kamu dapat membawa sampah tersebut ke bank sampah atau komunitas daur ulang sampah. Beberapa brand juga menerima wadah kosong produk untuk didaur ulang. Kamu juga dapat memanfaatkan botol kosong untuk dijadikan produk DIY di rumah seperti pot bunga, tempat pensil dan lain sebagainya,

Keempat, Gunakan produk yang bisa diisi ulang

Cara selanjutnya adalah memanfaatkan produk yang menyediakan kemasan refill. Dengan menggunakan produk yang ada refill, kamu dapat mengurangi penumpukan sampah plastik dari produk kecantikan. Ada banyak macam produk yang memiliki kemasan refill seperti sabun mandi cair, shampoo hingga produk make up seperti cushion dan palette. 

Kelima, Riset sebelum membeli

Sebelum memutuskan untuk membeli produk kecantikan, pastikan bahwa kamu sudah meriset terlebih dahulu. Kamu harus memastikan bahwa produk yang akan dibeli tidak mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh dan lingkungan dan juga cruelty free.

Tidak hanya dari segi produk, kamu juga harus memperhatikan brand. Pastikan bahwa kamu memilih brand yang memiliki reputasi baik, bersaing secara sehat, transparan dengan kandungan bahan dan kesejahteraan karyawan dan mendukung aksi ramah lingkungan.

Sebagai brand kecantikan, Klei & Clay mendukung penuh tren sustainable beauty. Klei & Clay selalu memastikan bahwa produk di bawah naungan Klei & Clay terbuat dari natural ingredients yang baik untuk tubuh dan juga lingkungan. Selain itu, Klei & Clay juga menggunakan pengemasan minim plastik dan menggunakan botol yang dapat didaur ulang.

Setiap pengiriman produk Klei & Clay, pasti akan disisipi kertas kecil berisi instruksi recycle botol kosong. Tidak hanya itu,  sebagai bentuk CSR (Corporate Social Responsibility), Klei & Clay berkolaborasi dengan NGO Carbon Ethics membuat program menanam mangrove untuk setiap lima face oil yang terjual. 

Klei and Clay Acne Oil

Nah, itu tadi beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mendukung sustainable beauty. Untuk kamu yang sedang mencari face oil yang mendukung sustainable beauty, gunakan saja rangkaian face oil Klei &Clay! Yuk kita sama-sama belajar menerapkan prinsip sustainable beauty dalam kehidupan sehari-hari!

 

Penulis: Eva Gianna Kurniawan